------====++++MAKASIH DAH MAMPIR DI BLOGKU++++====------ ------====++++ini blog gokil abizz, jangan lupa komen++++====------
minibannerfreetips
anda pengunjung ke: HTML Counter
Web Counters
sekarang pukul:

About Me

Diberdayakan oleh Blogger.
Sabtu, 04 Desember 2010

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJ5_SGSD6eW-mpfCA8k_A8qAc6rS0XdLTeCi6r8basjF2MFRWRP72NeYDqlAU0L9sInSyFYRQYGqk3_sXos65TL4gH5GTsVGY6ElfhqbSSAw6PQIwjfthzmOUmH7h8xepK4nM3_7pKA7I/s1600/Indonesia+vs+Malaysia.jpg

 damai atau perang???
Konfrontasi Indonesia-Malaysia atau yang lebih dikenal sebagai Konfrontasi saja adalah sebuah perang mengenai masa depan Malaya, Brunei, Sabah dan Sarawak yang terjadi antara Federasi Malaysia dan Indonesia pada tahun 1962-1966.

Perang ini berawal dari keinginan Federasi Malaya lebih dikenali sebagai Persekutuan Tanah Melayu pada tahun 1961 untuk menggabungkan Brunei, Sabah dan Sarawak kedalam Federasi Malaysia yang tidak sesuai dengan perjanjian Manila Accord Wikisource-logo.svg oleh karena itu Keinginan tersebut ditentang oleh Presiden Soekarno yang menganggap pembentukan Federasi Malaysia yang sekarang dikenal sebagai Malaysia sebagai "boneka Inggris" merupakan kolonialisme dan imperialisme dalam bentuk baru serta dukungan terhadap berbagai gangguan keamanan dalam negeri dan pemberontakan di Indonesia.

Nampaknya TNI Angkatan Udara sudah benar-benar siap apabila memang antara Indonesia dan Malaysia terjadi peperangan, TNI Angkatan Udara juga yakin bahwa kemampuan mereka lebih unggul dibandingkan dengan TNI Angkatan Udara dari Malaysia 

TNI Angkatan Udara tidak pernah khawatir dengan kekuatan tempur udara yang dimiliki Angkatan Bersenjata Malaysia. Indonesia memiliki keunggulan pesawat tempurnya saat ini.
Dari segi kemampuan pilot pesawat tempur, kemampuan pilot Indonesia lebih dari Malaysia. Contoh saja, saat diadakan latihan bersama Malaysia, kemampuan menembak pilot TNI AU selalu tepat sasaran, sementara Malaysia melenceng.
Ini kelihatan jelas, bahwa kemampuan pilot TNI AU melebihi pilot tentara Malaysia. “Beberapa kali kita latihan di Malindo (Malaysia-Indonesia) Pilot kita targetnya selalu hancur, mereka ada yang miss,” terang Kasau.
Sedangkan untuk kepemilikan pesawat tempur, ada kelebihan dan kekurangannya. Seperti pesawat Sukhoi buatan Rusia, Indonesia baru punya 7 menuju 10 pesawat, sedangkan Malaysia sudah menuju 18 pesawat.

namun jika kedua negara berperang maka tunggulah kehancuran dan kebinasaan bagi kedua negara.,,,,,
1.Ketenagakerjaan...

Maka akan terjadi Ekstradisi besar-besaran ratusan ribu TKI di Malaysia. Pemerintah Indonesia akan kerepotan untuk memulangkan TKI-TKI tersebut, belum lagi mencarikan pekerjaan untuk TKI-TKI tersebut di Indonesia. Di lain pihak, Industri di Malaysia akan kelabakan mencari tenaga kerja dengan upah yang murah. Kemungkinan besar Industri di malaysia akan tersendat karena kekurangan tenaga kerja. Belum lagi efek pada keluarga di Malaysia dengan hilangnya PRT dari Indonesia. Mungkin Rumah tangga Malaysia belum pernah merasakan susahnya kehilangan PRT. Tapi coba tanya keluarga Indonesia ketika mereka kehilangan PRT pada saat mudik lebaran, maka anda akan luar biasa kelimpungan dan kebingungan
 
2.Kesehatan....
Bukan rahasia lagi bahwa pendapatan Negara Malaysia dari segi kesehatan yang terbesar adalah dari Indonesia, pemerintah Indonesia boleh berkecil hati, tapi beribu-ribu pasien dari Indonesia tiap tahun berobat ke Malaysia dengan alasan pelayanan kesehatan Malaysia yang lebih dibanding Indonesia, disamping affordable dibanding negara-negara lain dan bahasa yang digunakan sama. Apabila terjadi peperangan, maka pasien Indonesia akan lari dari Malaysia, dan penghasilan malaysia dari sini akan sangat merosot bahkan mungkin tidak ada. Belum lagi sejumlah mahasiswa kedokteran Malaysia yang belajar atau magang di rumah sakit pendidikan Indonesia,akan kelimpungan mencari tempat belajar dan praktik.

Saya ingat ketika terjadi gempa di Padang, betapa pusingnya pemerintah Malaysia memindahkan puluhan Mahasiswa Malaysia di FK UNAND ke universitas di Malaysia, sangat rumit, sehingga beberapa Mahasiswa malaysia tersebut memlilih tetap belajar di FK UNAND, walaupun pada saat itu, kondisi perkuliahan masih belum kondusif dikarenakan gempa. Nah, itu baru memindahkan dari satu universitas. Kita tahu berapa banyak mahasiswa malaysia di FK Indonesia. Bisa kita bayangkan bagaimana repotnya.

3.Pendidikan....
Betapa pun universitas di Indonesia dan Malaysia berbangga diri bahwa universitas mereka bertaraf internasional dan menerima banyak mahasiswa dari berbagai macam negara, tetapi tetap mahasiswa asing yang kuliah di univ Indonesia adalah mahasiswa malaysia, begitu juga sebaliknya. Apabila terjadi perang, maka akan terjadi ekstradisi besar-besar an mahasiswa-mahasiswa tersebut. Univ di Malaysia akan kehilangan mahasiswa Indonesia, begitu juga sebaliknya.

Penerimaan dana Mahasiswa dari Malaysia untuk Indonesia akan berkurang, dan sebaliknya juga begitu ( Univ Indonesia jangan berlagak tidak tahu bahwa dana mahasiswa malaysia ini cukup signifikan untuk pengembangan universitas).

Belum lagi tenaga ahli atau konsultan dari kedua belah pihak akan kehilangan pekerjaan. Mungkin selama ini, orang Malaysia menganggap TKI hanya buruh dan PRT, tetapi sebenarnya TKI juga berarti kumpulan tenaga ahli, konsultan, dosen, profesor, guru, perawat, bahkan dokter dan peneliti dari Indonesia. Apabila terjadi, maka terjadi ekstradisi besar-besaran dari mereka.

4.Pariwisata....
Indonesia menyumbangkan angka yang cukup besar untuk jumlah turis ke Malaysia, begitu juga sebaliknya. Kalau kita Bandung, kita akan melihat banyak sekali turis malaysia yang berbondong-bondong membeli dan memborong pakaian di F.O lantaran murahnya.
Apabila Indonesia dan Malaysia memutuskan hub diplomatik,maka percuma kedua belah pihak mempromosikan pariwisatanya, karena otomatis, semuanya akan terganggu.

5.Ekonomi

Saya tidak begitu yakin, besar dampaknya pada ekonomi, tapi jika kita lihat dari poin-poin diatas, tentu pemutusan hub diplomatik ataupun perang sudah cukup memberikan efek buruk yang besar terhadap ekonomi kedua belah pihak.

Mungkin itu beberapa poin yang akan muncul, jika kedua pihak memutuskan hubungannya.dan mungkin banyak lagi aspek yang akan terganggu. Mari kita saling cooling down dan memikirkan sejenak, apabila Indonesia ataupun Malaysia mengalami bencana, ataupun yang lainnya, maka negara yang pertama kali membantu dan bisa kita harapkan adalah negara yang paling dekat secara geografis, budaya, bahasa, dan agama dengan kita.

Bahkan kalaupun memang terjadi perang, jangan harap ada negara yang mendukung atau membantu kedua negara. Negara-negara Islam tentu akan bersikap netral bahkan mungkin mencibir karena bagaimana bisa dua negara dengan mayoritas Islam bisa berperang. Inggris mungkin saja akan membantu Malaysia atas dasar negara persemakmuran, tetapi mungkin akan bersikap lebih hati-hati atau malah ragu karena Indonesia adalah sekutu terdekat Amerika Serikat di Asia tenggara dan juga negara partner di G-20. Australia mungkin bersikap mendua, karena disatu sisi Malaysia adalah negara persemakmuran, tetapi Australia lebih dekat dengan Indonesia. Cina dan Jepang ? mereka pasti akan menyayangkan perang antar Indonesia dan Malaysia, karena kedua negara ada 2 negara yang banyak mengkonsumsi produk mereka.

0 komentar:

Posting Komentar

Widget SMS Gratis


Entri Populer